Artikel Terbaru:
Loading...

Kasuami, Makanan Pokok Buton dan Wakatobi

Kasuami Lengkap dengan Colo-colonya (@alin_tejax)
Sebelum membuat artikel ini, banyak sumber menyebutkan makanan khas ini adalah makanan pokok penduduk Buton, dilain sumber, menyebutkan makanan pokok Wakatobi. Namun yang pasti, kasuami adalah salah satu makanan khas yang sudah dikenal masyarakat Sulawesi Tenggara.
Kasuami adalah makanan yang berbahahan baku singkong atau ketelah pohon/Ubi. Meskipun nasi merupakan makanan pokok masyarakat saat ini, namun Wakatobi atau Buton, belum makan kasuami rasanya seperti belum makan nasi.

Cara pembuatan kasuami.
1.) Sediakan Ubi Kayu atau singkong yang sudah di parut.
2.) Bungkus dengan Plastik atau Semacamnya.
3.) Keringkan Airnya.
4.) Ambil Cetakan (berbentuk kerucut), masukkan singkong  yang sudah di parut dan kering.
5.) lalu naikkan ke atas kompor dan tunggu 10-15 menit. (danylaode.blogspot.com)
(@PalingIndonesia)

Bahan dasar kasuami adalah singkong yang diparut/digiling dan dikeringkan menggunakan kain penyaring sehingga menyerupai tepung. Tepung ini kemudian dibungkus kain dan dibentuk seperti bola, lalu ditekan dengan pemberat papan kayu sampai kandungan airnya benar-benar tiris. Setelah jadi, adonan menjadi bundar pipih seperti ban mobil, inilah yang kemudian disebut oleh orang Wakatobi sebagai ka'opi.
"Metamorfosis" ka'opi menjadi kasuami pun masih harus melalui serangkaian proses. Pertama, ka'opi dijemur beberapa saat di bawah sinar matahari agar tingkat keasamannya berkurang, lalu ka'opi ditumbuk kembali dalam lesung menjadi tepung yang lebih halus. Tepung tersebut kemudian dicampur kelapa sesuai selera dan dicetak dalam cetakan yang terbuat dari anyaman daun kelapa. Terakhir, adonan beserta cetakannya dikukus dalam dandang atau periuk di atas tungku.
(@wakatobi_)

Setelah matang, kasuami dikeluarkan dari cetakan, dipukul-pukul dan dipadatkan menggunakan botol atau perkakas bersih lainnya sambil dibaluri minyak kelapa, bawang merah atau daun pandan yang harum. Tujuan pemadatan ini adalah mengurangi udara dalam adonan sehingga kasuami tidak cepat basi dan lebih tahan lama. Kalaupun rusak, setidaknya hanya bagian luarnya saja, sementara bagian dalamnya masih bisa dimakan. Semakin keras dan padat, semakin awetlah kasuami tersebut.

"Jika diolah dengan benar, kasuami bisa bertahan selama 4-14 hari ( dua minggu) sehingga cocok sebagai bekal melaut nelayan. Hanya kasuami yang bisa bertahan selama itu melebihi usia nasi atau jagung, " jelas Sadar, S.Pd, perwakilan suku Bajo yang asli Wakatobi.

Di Wakatobi tidak ada sawah untuk menanam padi, ladang jagung pun bukan hal yang umum dijumpai. Untuk menanam pohon singkong atau ubi saja, masyarakat di sana perlu mengumpulkan tanah dan daun-daun kayu yang telah mati terlebih dulu sebagai media tanamnya. Pasalnya, kebun-kebun masyarakat kebanayakan berbatu karang, bukan tanah. Contohnya bisa ditemui di kepulauan Binongko.

Menyantap Kasuami kurang lengkap bila tidak disandingkan dengan ikan sebagai lauk utamanya. Ikan laut biasanya disajikan dalam bentuk ikan bakar berbumbu maupun dalam ikan dengan bumbu rempah yang berkuah. Selain 2 makanan tadi biasanya juga disuguhkan dengan sayuran semacam buah pepaya muda, daun pepaya, bunga pepaya, dan daun sigkong. Dan tak lupa, yang juga mencirikan kekhasan aroma makanan ini adalah sambal tomat super pedas yang diiris-iris tanpa dihancurkan (diulek) yang kemudian diberi tetesan jeruk nipis. Jeruk nipis ini berfungsi untuk mengeliminir aroma atau bau amis ikan laut yang dibakar maupun yang dimasak dengan kuah. Di samping itu, kasuami dapat juga disandingkan dengan bahan lain semacam kacang merah sehingga rasa dan nilai gizinya lebih bervariatif dan lebih tinggi. Disana, dikenal dengan colo-colo.

Seiring perkembangan zaman, dan mungkin banyaknya permintaan daerah lain, Kasuami bisa dibungkus dan dijual.
(@adar_diansyah)
(@JourneyIndoMagz)


Baca Lainnya Mengenai Sikatto (Sinonggi, Kambuse, Kasuami, Kabuto)
Sinonggi, Makanan Khas Masyarakat Sulawesi Tenggara
Bagikan Post Ini :
klik Comments
icon 0 Comments

Post a Comment

 
Visit : Twitter | Facebook | Youtube
Copyright © 2013. Halo Kendari - All Rights Reserved
Template Created by Maskolis Redesign By Admin
Powered by Blogger